Saturday, May 23, 2009

Apa Neoliberalisme itu???

Masalahnya masyarakat kita masih banyak yang belum mengerti Neoliberalisme itu
apa?

Jadi ketika ada Neoliberalis yang bilang bahwa tokoh neoliberalis lain bukan
neoliberalis, banyak orang yang cuma manggut2 saja karena tidak mengerti apa
itu neoliberalis.

Ini sebagai referensi:

untuk mengetahui apakah seseorang itu Neoliberalis atau tidak
mungkin kita bisa pelajari Neoliberalisme/Globalisasi dari Ensiklopedia
MS Encarta dan Wikipedia.
Dari situ kita ketahui bahwa lembaga penyebar paham Neoliberalisme adalah IMF,
Bank Dunia (World Bank), dan juga WTO.
Ada pun agenda Neoliberalisme adalah melaksanakan:
Pasar Bebas (Free Market). Para spekulan dari berbagai negara bebas
jual-beli saham/komoditas/valuta asingPrivatisasi (Penjualan BUMN)Deregulasi
(menghilangkan aturan yang membatasi perusahaan misalnya
aturan perusahaan asing dilarang mendirikan pom bensin di
Indonesia)Liberalisasi (membuka pasar dengan menghilangkan
penghalang/pajak yang membatasi ekspor/impor)Pengurangan peran
pemerintahPengurangan pajak bagi menengah ke atasMemotong Pelayanan Publik
seperti menyerahkan Perusahaan Air Minum
ke swasta, Privatisasi Pendidikan, (misalnya untuk masuk PTN sekarang
jadi mahal), Rumah Sakit, dan sebagainyaPengurangan Subsidi Barang seperti BBM,
Air, Listrik
Dengan belenggu hutang (misalnya hutang LN Indonesia saat ini
sekitar Rp 1.600 trilyun), IMF dan Bank Dunia memaksa negara-negara di
dunia untuk melaksanakan agendanya. Sehingga sering mengakibatkan
kerusuhan IMF (IMF riots) seperti terjadi di Indonesia tahun 1998.
Nah menurut beberapa pendukung Boediono seperti Faisal Basri dan
Chatib Basri yang menyatakan bahwa Boediono sudah menangani ekonomi
Indonesia dari akhir masa pemerintahan Soeharto, Megawati, dan juga
SBY, apakah sistem ekonomi di Indonesia menganut Neoliberalisme atau
tidak?
Apakah BUMN-BUMN Indonesia seperti Indosat, Telkom, BNI, dsb diprivatisasi?
Apakah subsidi BBM dicabut sehingga harga BBM di Indonesia mengikuti harga
minyak dunia/pasar?
Apakah layanan publik seperti air diserahkan kepada swasta?
Apakah pendidikan seperti Pendidikan Tinggi Negeri diswastanisasi dan jadi
lebih mahal dari universitas swasta?
Apakah ada arah agar kekayaan alam kita yang sekarang 90% dikuasai
asing tidak akan dinasionalisasi sebagaimana yang dilakukan Arab Saudi
di tahun 1974 sehingga jadi makmur dan sekarang diikuti oleh Venezuela?

Jika jawabannya ”YA”, maka jelas orang itu adalah Neoliberalis.
Jika jawabannya ”TIDAK”, maka jelas orang itu adalah Bukan Neoliberalis..

Selain itu argumen Faisal Basri yang menyatakan pak Boediono bukan
orang Neolib karena dia mau masuk ke Bappenas adalah argumen yang aneh.
Sebagai contoh di Ensiklopedi MS Encarta disebut bahwa IMF dan World
Bank adalah lembaga Neoliberalis, toh Sri Mulyani pernah bekerja jadi
Direktur IMF Lihat disini

Di situ juga disebut bahwa Sri Mulyani juga menjabat jadi Ketua Bappenas.
Jadi argumen seseorang tidak mungkin jadi Neoliberalis karena kerja
di Bappenas adalah argumen yang sangat lemah. Satu negara saja seperti
Uni Soviet dan Cina bisa berubah dari Komunis jadi Kapitalis, apalagi
institusi di bawahnya.
”Argumen” Faisal Basri yang menyatakan bahwa Boediono bukan
Neoliberalis hanya karena sederhana dan santun juga bukan argumen yang
tepat.
Sebagai contoh, Soeharto yang disebut penulis buku asing sebagai
”The Smiling General” adalah pribadi yang santun dan murah senyum. Toh
sebagian orang menuduhnya melanggar HAM yang mengakibatkan tewasnya
ratusan ribu orang pada peristiwa G30 S PKI, Pembantaian Tanjung Priok,
Lampung, Aceh, dan sebagainya.
Apalagi dengan kekayaan Rp 18 milyar lebih dan merupakan pejabat
yang kekayaannya meningkat paling signifikan (Tempo Interaktif),
atribut ”Sederhana” patut dipertanyakan.
Apakah Boediono yang menangani Indonesia dari Zaman Megawati hingga
SBY merelakan Rp 2000 trilyun/tahun dari kekayaan alam Indonesia masuk
ke kantong perusahaan asing? Apakah Boediono tidak akan membentuk BUMN
yang mengelola kekayaan alam tsb sebagaimana amanat UUD 45 pasal 33
sehingga Rp 2.000 trilyun/tahun bisa dinikmati rakyat Indonesia?
Jika jawabannya ”YA”, maka dia adalah Neoliberalis. Jika “TIDAK”,
maka bukan neoliberalis. Itulah Kriteria yang tepat untuk
mengidentifikasi apakah seseorang itu Neoliberalis atau tidak. Dari
Sistem Ekonomi yang dianut dan diamalkannya. Bukan dari hal-hal yang
tidak relevan.
Baca selengkapnya
di:http://capresindonesia.wordpress.com/2009/05/18/pro-kontra-apakah-boediono-neoliberalis-atau-tidak/


Sumber: http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups.com/msg75538.html

No comments:

Post a Comment

Thanks for visiting Teplok, It's a pleasure for us if you leave your comment here, we suggest you to use english when commenting. This will take us better and keep the ads work, thanks friend! we'll light you as we can...

We'll deliver you Good news by Entering your email address

here:

Delivered by FeedBurner